Jumat, 17 Februari 2017

Yang Pertama

Suatu ketika ada seorang gadis yang duduk termenung dibawah pohon rindang ditepi lapangan bola basket. Gadis itu bernama Ladhifa Wandari Putri, seorang gadis yang duduk di bangku SMA yang selalu ceria dan selalu ingin  membuat orang-orang disekitar nya tertawa atas tingkahnya. Yaaa meskipun dia harus bertingkah tolol yang terpenting baginya adalah kebahagian orang sekitarnya "aku bahagia ketika melihat orang disekelilingku tertawa karena aku" gumamnya dalam hati.
....
Dhifa adalah panggilan akrab dari teman-temannya. Dhifa mempunyai seorang teman lelaki yang bernama Razqa Hendra Pratama, lelaki itu satu kelas dengan Dhifa. Mereka adalah teman sekelas dari awal MOS. Yaaa seperti pepatah dimana ada Dhifa disitu pasti ada Razqa, mereka selalu menghabiskan waktu istirahat berdua walau hanya sekedar bercanda ataupun mengobrol. Banyak teman-teman yang mengira bahwa mereka berdua berpacaran, tetapi mereka selalu mengelak

"idiiihh gue pacaran nih anak ingusan? ogah bangeettt. tapi gatau lagi sih kalo lo nya yg ngarep ke gue" celetuk Razqa.
"sapa juga yang mau jadi pacar lo, meskipun cowok di dunia ini tinggal lo doang. gak bakal gue jadi pacar lo" balas Dhifa.
....
Suatu pagi, Dhifa melihat Razqa sedang memainkan ponselnya dan duduk di bangku paling belakang sambil tersenyum kecil dan sesekali tertawa. Dhifa kepo dan langsung menegurnya.

"hei Raz! lo abis lewat jalan mana? pagi-pagi uda senyam senyum kek orang kesambet tau gak sih.
"apasih Dhif lo resek banget. ganggu aja orang lagi kasmaran"
"oooohh jadi Razqa lagi kasmaran. ceilaah masapa sih, gue kok jadi kepo. cantik gak Raz, cantikan mana sama gue ah pasti cantikan gue lah"
Razqa tersenyum sambil melihat layar ponselnya.
"ihhh Razqa kok gue dicuekin siihh"
Bel masuk pun berbunyi.
....
Saat istirahat, mereka pergi ke kantin untuk makan mie ayam kesukaan mereka berdua. lalu Razqa mulai cerita kepada Dhifa.
"eh Dhif lo tau gak Anisa cewek kelas sebelah?"
"hmm iyaa gue tau, yg rambutnya lurus sebahu itu kan dan berponi. temen gue ekskul pecinta alam tuh. kenapa emangnya Raz?"
"ohya serius dia anak pecinta alam? waahh alam aja dia cinta apalagi gue yaa kalo jadi pacarnya pasti dia cinta mati"
"oohhhh jadi si Anisa yang bikin lo senyam senyum gak jelas gitu tadi pagi. hah iya? ngaku deh lo"
"hahaha bantuin gue dong Dhif buat nembak Anisa"
"hmm bisa diatur laahh. tarif nggak terlalu tinggi kok buat lo"
"ah lo gitu perhitungan banget sih sama temen. ayolaah Dhif....."
Dan akhirnya Dhifa pun mengangguk tanda setuju untuk membantu Razqa.
....
Seminggu kemudian Dhifa menjalankan rencananya untuk membantu Razqa menembak Anisa sepulang sekolah. Dan dooorrr  Razqa sudah mengutarakannya perasaannya ke Anisa, tetapi ternyata Anisa hanya menganggapnya sebagai teman meskipun Anisa menyadari bahwa Razqa adalah sesosok lelaki yang sangat menyenangkan yaaa apa boleh buat kalo soal perasaan tidak bisa dibohongi.
Razqa tampak sedih dan seperti biasa si Dhifa berusaha menghiburnya agar tidak terlalu lama berlarut dalam kesedihan.
....
Dua minggu setelah kejadian itu, Razqa kembali ceria dan kembali menjaili si Dhifa. kemudian saat jam istirahat terjadi sesuatu yang heboh di lapangan basket dan kejadian itu menyita perhatian Dhifa dan Razqa untuk melihatnya. Dan ternyata Erlangga ketua osis disekolah mereka sedang membawakan sebuah lagu untuk Anisa dengan gitar kesayangannya. Erlangga mengutarakan isi hatinya kepada Anisa dan meminta Anisa untuk menjadi kekasihnya dihadapan banyak siswa. Sontak siswa-siswa yang menyaksikannya bersorak "terima.. terima.. terima.. terima.." saat itu Razqa berada diantara kerumunan itu dengan tatapan yang hampa. Dhifa pun mengelus bahu Razqa mengisyaratkan agar tetap tegar dengan apa yang sedang ia lihat di hadapannya. "iya aku mau jadi pacar kamu erlangga" jawab Anisa. Seketika itu juga Razqa langsung berlari keluar dari kerumunan itu berusaha tegar tidak meneteskan air mata. "Razqaaa.. tungguu" teriak Dhifa yang menyusulnya.

"apaan sih Dhif gausah ikut campur deh"
"lo itu yg apaan. jadi cowok kok pengecut banget sih, cuma liat gitu aja jadi marah-marah gak jelas. katanya udah moveon dari Anisa"
"yaaa gimana gak kesel Dhif. lo lagi liat cewek yang lo taksir jadian sama cowok yang paling hits di sekolah."
"yaudalah itu tandanya lo itu bukan tipenya dia. Anisa itu cari cowok yang hits di sekolah, lo inget kan dulu dia pernah ngejar-ngejar Reza ketua tim basket cowok, padahal si Reza uda nolak Anisa tapi tetep aja di kejar-kejar. Dan sekarang si Erlangga yaaa cowok hits juga di sekolah. Harusnya lo itu bersyukur kalo Anisa itu nolak soalnya kan lo tau sendiri kalo dia itu numpang ngehits sama status pacarnya"
"iyasih lo bener juga Dhif, thanks ya sarannya"
"udah ah hapus tuh air mata lo"
"ihh sapa juga yg nangis gara-gara Anisa, lo jangan sok tau deh"
....
Tiba saatnya kenaikan kelas, Dhifa dan Razqa sama-sama naik kelas tapi sayangnya mereka berdua sudah tidak lagi satu kelas dan hubungan persahabatan mereka juga semakin jauh, semakin tidak pernah saling menghubungi, hanya sesekali menyapa saat berpapasan. Di kelas yang baru ini Dhifa mulai menyimpan rasa dengan teman kelasnya yaitu Satrya Putra Sanjaya. Tetapi Dhifa tidak mempunyai keberanian yang lebih untuk mengutarakannya karena dia sadar bahwa dia adalah seorang wanita yang tidak pantas untuk memulai suatu hubungan. Waktu semakin berjalan dan suatu ketika saat Satrya meminjam buku catatan Dhifa, Satrya tidak sengaja melihat tulisan Dhifa yang berisi curahan hatinya yang ditujukan untuk Satrya. 

"Sat, lo lagi belajar apaan sih kok serius banget" Tegur Dhifa sambil melihat tulisan dibuku yang sedang dipegang oleh Satrya.
Satrya langsung memalingkan wajah nya dari buku yang dia pegang lalu menatap wajah Dhifa, tanpa mengucap sepatah kata pun.
"Sat lo uda baca semuanya? hmm sorry ini tulisan gue ngaco banget. hmm bukan gitu. e..enggakk" Sahut Dhifa kelagapan dan langsung meraih buku yang dipegang Satrya lalu pergi meninggalkan Satrya.

Semenjak kejadian itu sikap Satrya ke Dhifa berubah seolah-olah Dhifa adalah seorang yang paling hina yang tidak boleh berbicara dengan siapapun. Dhifa berusaha mengajak ngobrol Satrya tapi Satrya tidak pernah menanggapi obrolan dari Dhifa, Satrya tidak pernah berbicara satu katapun ke Dhifa sekalipun mereka berada dalam satu kelompok yang sama. Hal itu menjadi sebuah peringatan untuk Dhifa bahwa Satrya tidak mempunyai perasaan yang sama sepertinya. Okelah akhirnya Dhifa mengikuti permainan Satrya, tidak pernah saling berbicara satu sama lain bahkan untuk berpapasan saja Dhifa sudah tidak mau. Dhifa ilfeel terhadap sikap Satrya yang sangat tidak dewasa. Sikap dingin mereka berdua berlangsung terus hingga kenaikan kelas.
....
Di sisi lain Razqa mempunyai kehidupan baru dengan teman barunya di kelas yang baru. Yaa sama seperti dulu Razqa selalu ramah dengan teman-temannya selalu membuat orang disekelilingnya menjadi nyaman. Begitu pula yang dirasakan oleh Rista, teman sebangku Razqa di kelas yang baru. Rista selalu bahagia dan merasa nyaman berada di dekat Razqa hingga suatu hari Rista merasakan sesuatu yang aneh yang terjadi pada dirinya ketika Razqa jauh darinya. Rista mulai menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada Razqa. Hingga pada suatu hari Rista ttak kuasa menahan perasaan nya dan akhiryna dia mengutarakan perasaan nya dan meminta Razqa untuk menjadi kekasihnya. Hal yang sungguh tidak wajar bagi Razqa.

"lo yakin, lo minta gue jadi pacar lo Ta?"
"iya Raz gue sayang banget sama lo, lo mau kan jadi pacar gue. mau ya ya ya ya?"
"aneh banget tau gak sih kalo cewek nembak duluan"
"ya apa salahnya sih Raz. gue sayang sama lo. gue gak bisa hidup tanpa lo Razqa" kata Rista sambil menitih kan air mata.
Razqa pun tidak tega melihat wanita di depannya menangis dan akhirnya Razqa pun mau menjadi pacar Rista.

Hubungan Razqa dan Rista tidak berjalan lama. Rista yang terlalu kekanakan yang selalu meminta ini itu dan harus dituruti membuat Razqa semakin tidak betah. Akhirnya Razqa memutuskan hubungannya dengan Rista daripada terus menyembunyikan perasaannya bahwa dia sudah tidak betah dengan Rista.
....
Kenaikan kelas pun tiba, dan ternyata Razqa dan Dhifa kembali dipertemukan dalam satu kelas.